MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI
Tentang
HUBUNGAN PERILAKU EKONOMI DALAM HUBUNGAN
SOSIAL
Oleh
Robi Candra 312.102
Dosen Pembimbing :
Muhammad Taufik, M.Si
JURUSAN EKONOMI
ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1434 H / 2013 M
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT telah memberikan
rahmatdan kesempatan kepada pemakalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.Shalawat dan salam tidak lupa kami sampaikan
untuk Nabi besar Muhammad SAW.
Cara seorang terlekat dalam
jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan
sosial dan jumlah dari hasil institusional. Misalnya, apa yang terjadi dalam
produksi, distribusi dan konsumsi sangat banyak dipengaruhi oleh keterlekatan
orang dalam hubungan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Keterlekatan
Sosiologi dengan Ekonomi
Konsep
ini digunakan untuk menjelaskan fenomena perilaku ekonomi dalam hubungan
sosial. Konsep keterlekatan, menurut Granovetter, merupakan tindakan ekonomi
yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang
sedang berlangsung di antara para aktor. Ini tidak hanya terbatas terhadap
tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang
lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang
semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial. Adapun yang
dimaksudkan jaringan hubungan sosial ialah sebagai “Suatu rangkaian hubungan
yang teratur atau hubungan sosial yang sama di antara individu-individu atau
kelompok-kelompok.”[1]
Cara
seorang terlekat dalam jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan
banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari hasil institusional. Misalnya, apa
yang terjadi dalam produksi, distribusi dan konsumsi sangat banyak dipengaruhi
oleh keterlekatan orang dalam hubungan sosial.[2]
A.
Produksi
Kata
produksi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris,yaitu production.Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata produksi diartikan sebagai proses
mengeluarkan hasil atau penghasilan.
Kegiatan
produksi adalah suatu produk.Pemikiran sosiologi Max Weber tentang produksi
dapat dinapaktilasi,salah satunya,lewat bukunya tentang Etika Protestan dan
Semangat Kapitalisme (1958/2000).Dalam buku tersebut Weber melihat hubungan elective
finity ,yaitu hubungan yang memiliki konsistensi logis dan pengaruh
motivasional yang bersifat mendukung secara timbal balik,antara etika protestan
dan semangat kapitalisme pada awal perkembangan kapitalisme modern.Weber
menemukan adanya aspek tertentu dalam etika protestan sebagai perangsang yang
kuat dalam meningkatkan pertumbuhan sistem ekonomi kapitalis modern dalam
tahap-tahap pembentukannya.[3]
Fenomena
Produksi
Kerja ( Ideologi,nilai sikap,motivasi,dan kepuasan )
|
Faktor Produksi kita yang diambil
|
Pembagian kerja
|
Cara-cara produksi
|
Hubungan-hubungan Produksi
|
Proses tekhnologis (Instrumen,pengetahuan,jaringan
operasi,kepemilikan)
|
Alienasi
|
Tekhnologi dan kerja
|
Pendidikan,tekhnologi,dan kerja sekarang.
|
B. Distribusi
Distribusi
berakal dari bahasa Inggris distribution,yang beralti
penyaluran.Sedangkan kata dasarnya to Distribute Sedangkan kamus Inggris
Indonesia John M,Echols dan Hassan Shadilly, bermaknamembagikan, menyalurkan, menyebarkan, mendistribusikan, dan mengageni. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Produksi dimaksudkan sebagai penyaluran
(pembagian, pengiriman)
kepada beberapa orang atau beberapa tempat.[4]
Max
Webwr merupakan sosiolog yang paling banyak mencurahkan perhatiannya
dibandingkan peletak dasar lainnya
terhadap distribusi dalam bentuk pertukaran dipasar.Dalam Economy and
Society,Weber melihat bahwa suatu pasar ada apabila dimana terdapat
kompetisi.Meskipun hanya unilateral, bagi kesempatan dari pertukaran diantara
suatu keberagaman partai-partai yang potensial.
Fenomena
Distribusi
Redistribusi
Resiprositas
Pertukaran
Pasar (aktor mekanisme,ruang dan waktu)
Transportasi
Perdagangan
Kewirausahaan
Uang
Pemberian
Perusahaan
Ritel
Distributor
|
C. Konsumsi
salah satu sosiolog yang merumuskan pengertian konsumsi. Don
Slater. Menurutnya
konsumsi adalah bagaimana manusia dan aktor sosial dengan kebutuhan yang
dimilikinya berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaskan mereka.
Fenometa Konsumsi
Masyarakat konsumsi
Budaya dan konsumsi
Perilaku konsumen
Waktu luang
Gaya hidup
Fashion
Sandiwara
Belanja: Sandang,pangan,minuman,dan rumah
Turisme
Ideologi Konsumsi
Politik konsumsi
Konsumsi dan Mobilitas sosial
Konsumsi dan perubahan sosial.
|
2.
Keterkaitan
Ekonomi dalam masyarakat nasional dan tradisional
A.
Keterlekatan
ekonomi dalam masyarakat modern
Menurut Polanyi
dan kawan-kawan ([1957]1971:43,68) ekonomi dalam masyarakat pra-industri
melekat dalam institusi-institusi sosial,politik, dan agama. Ini berarti bahwa
fenomena seperti perdagangan, uang dan pasar diilhami tujuan selain dari
mencari keuntungan. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat pra-industri diatur oleh
resiprositas dan redistribusi.
Permintaan dan
penawaran bukan sebagai pembentuk harga tetapi lebih kepada tradisi atau
otoritas politik. Sebaliknya dalam masyarakat modern, “Pasar yang menetapkan
harga” diatur oleh suatu logika baru, yaitu logika yang menyatakan bahwa
tindakan ekonomi tidak mesti melekat dalam masyrakat. Dengan kata lain, ekonomi
terstrukturatas dasar pasar yang mengatur dirinya sendiri dan secara radikal melepaskan
dirinya dari institusi sosial lainnya untuk berfungsi menurut hukumnya. Jadi
ekonomi dalam tipe masyarakat seperti ini, ditegaskan sekali lagi, diatur oleh
harga pasar, yang mana manusia berperilaku dalam suatu cara tertentu untuk
mencapai perolehan yang maksimum.
Dalam membahas
keterlekatan ekonomi dalam masyarakat. Poanya mengajukan tiga tipe proses
ekonomi yaitu resiprositas, redistribusi, dan pertukaran. Itu terjadi apabila
hubungan timbal balik antara individu-individu sering dilakukan. Hal ini
terjadi karena adanya komunitas politik yang terpusat. Misalnya pada
kerajaan-kerajaan Jawa tradisional, raja mempunyai hak untuk mengumpulkan pajak
dari rakyatnya. Sebaliknya rakyat akan mendapat perlindungan keamanan maupun
“berkah” dari pusat(raja). Acara sekatenan yang diadakan sekali setahun
merupakan satu contoh redistribusi yang dilakukan oleh pusat.[5]
Granovetter dan
Swedberg (1992) tidak setuju dengan Polanyi tentang tingkat atau derajat dari
keterlekatan. Dia menegaskan bahwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri
juga melekat sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat pra-industri, dengan
tingkat dan level yang berbeda.
Behavoiur (1976), mulai dengan beberapa unit perilaku atau aktor
yang diasumsikan “berperilaku rasional” . Berperilaku rasional berarti
memaksimalkan keajengan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa
imbalan atau hasil di masa akan datang.
Dalam hal ini rasional berarti :
- Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau preferensi dalam pemilihan suatu bentuk tindakan.
- Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku.
- Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.
Menurut
Granovetter (1989), pendekatan pilihan rasional adalah bentuk ekstrem dari
indivudualisme metodologis yang mencoba meletakkan suatu superstruktur yang
luas diatas fundamen yang sempit, karena pendekatan pilihan rasional tidak
memperhatikan secara serius pentingnya struktur jaringan sosial dan bagaimana
struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan.
Dalam membahas
keterlekatan ekonomi dalam masyarakat. Poanya mengajukan tiga tipe proses
ekonomi yaitu resiprositas, redistribusi, dan pertukaran. Itu terjadi apabila
hubungan timbal balik antara individu-individu sering dilakukan. Hal ini
terjadi karena adanya komunitas politik yang terpusat. Misalnya pada
kerajaan-kerajaan Jawa tradisional, raja mempunyai hak untuk mengumpulkan pajak
dari rakyatnya. Sebaliknya rakyat akan mendapat perlindungan keamanan maupun
“berkah” dari pusat(raja). Acara sekatenan yang diadakan sekali setahun
merupakan satu contoh redistribusi yang dilakukan oleh pusat.
Granovetter dan
Swedberg (1992) tidak setuju dengan Polanyi tentang tingkat atau derajat dari
keterlekatan. Dia menegaskan bahwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri
juga melekat sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat pra-industri, dengan
tingkat dan level yang berbeda.
Behavoiur
(1976), mulai dengan beberapa unit perilaku atau aktor yang diasumsikan
“berperilaku rasional” . Berperilaku rasional berarti memaksimalkan keajengan
perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil di
masa akan datan
Dalam hal ini rasional berarti :
- Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau preferensi dalam pemilihan suatu bentuk tindakan.
- Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku.
- Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.
Menurut
Granovetter (1989), pendekatan pilihan rasional adalah bentuk ekstrem dari
indivudualisme metodologis yang mencoba meletakkan suatu superstruktur yang
luas diatas fundamen yang sempit, karena pendekatan pilihan rasional tidak
memperhatikan secara serius pentingnya struktur jaringan sosial dan bagaimana
struktur ini mempengaruhi hasil secara keseluruhan.
Keterlekatan yang terjadi
dalam masyarakat pra inidustri dan ketidakterlekatan yang muncul pada
masyarakat industri dapat dirangkum dalam table 1.
Tabel 1. Keterlekatan Ekonomi
dan Masyarakat Berdasarkan Konsep Polanyi
Hubungan
|
Keterlekatan Ekonomi
dalam Organisasi
|
Ketidakterlekatan
Ekonomi dalam Organisasi
|
Ekonomi dan Komunitas
|
Resiprositas – ekonomi melekat
dalam hubungan yang terpusat pada kewajiban terhadap komunitas. Redis-tribusi
ekonomi melekat dalam komu nitas politik yang terpusat
|
Pasar ekonomi tidak melekat
pada komunitas melalui institusi-institusi, seperti pasar dan hak milik
pribadi
|
Ekonomi dan Pemerintahan
|
Resiprositas-ekonomi melekat
dalam proses pengaturan suku yang termaktub dalam adat. Redistribusi-ekonomi
melekat dalam aparat politik negara yang terpusat dan kerajaan yang terbentuk
melakukan kontrol geo- politik
|
Pasar-ekonomi tidak melekat
pada pemerintahan melalui integritas legal dari individu dan perusahaan serta
melalui kebebasan pasar dari dominasi politik
|
Ekonomi dan Rumah Tangga
|
Resiprositas-ekonomi
maupun rumah tangga melekat dalam komu nitas suku. Redistribusi-ekonomi dan
rumah tangga melekat da lam komunitas po- litik yang terpusat.
|
pasar-ekonomi tidak melekat
pada rumah tangga dalam arti “kerja” dan “rumah”, “pekerjaan” dan “waktu
luang”.
|
B.
Keterlekatan
Ekonomi dalam masyarakat tradisional
Jaringan sosial juga memainkan peranan penting dalam
berimigrasi dan kewiraswastaan imigran. Jaringan ini bersatu dalam ikatan
kekerabatan, persahabatan, dan komunitas asal yang sama. sekali jaringan ada si
suatu tempat, ia akan menciptakan arus migrasi yang berkesinambungan (Powell
dan Smith-Doer 1994 : 374)kebanyakan kewiraswastaan yang terjadi pada komunitas
migran dimudahkan oleh jaringan dari ikatan dalam saling tolong menolong,
sirkulasi modal dan bantuan dalam hubungan dengan birokrasi.
Jaringan sosial memudahkan mobilisasi sumber daya. Perluasan
ikatan dan hubungan serta ikatan dalam lokasi strategis adalah hal utama. Dua
bidang penting dalam penelitian ini adalah pertukaran informasi informal dan
mobilisasi sumber daya. Jaringan komunikasi memainkan peran penting dalam
penyebaran model,struktur, praktek dan budaya bisnis. Tiga cara untuk transmisi
ide dan pengetahuan yaitu melalui jaringan profesi atau jaringan perdagangan
melalui pola hubungan antar organisasi yang mana perusahaan dan individu
terlibat dan melalui tindakan seorang yang berwibawa. Bagi kebanyakan
perusahaan dan institusi, mereka belajar melalui peniruan dan penyontekan dan
ini merupakan cara yang efektif unttuk menghemat biaya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
.Konsep
keterlekatan,menurut Granovetter merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan
secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlansung
diantara para aktor.
Aktor dalam suatu
interaksi adalah individu yang terlibat dalam suatu interaksi dengan individu
atau beberapa (sekelompok) individu lainnya.[6]
Cara seseorang terlekat
dalam jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya
tindakan sosial dan jumlah institusional.Misalnya apa yang terjadi dalam
produksi,distribusi,dan konsumsi sangat banyak dipengaruhi oleh keterlekatan
orang dalam hubungan sosial.
B.Saran
Dengan
adanya makalah ini pemakalah harapkan pembaca dapat memahami atau mengambil
ilmu pengetahuan dari makalah ini.
Pemakalah
juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam pembuatan makalah ini,untuk itu
pemakalah berharap agar pembaca memberikan kritikan ataupun masukan yang
sifatnya membangun.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi
Ekonomi. Kencana. Jakarta
http://sunjarifreconsultant.blogspot.com/2009/06/keterlekatan-perilaku-ekonomi-dalam.html
Weber,
Economy and society:An Outline of Interpretative Sociology.
(Barkeley:University of California Press), 1978.
http://ichabeautiful.blogspot.com/2011/04/sosiologi-ekonomi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar