MAKALAH
SOSIOLOGI DAN POLITIK
Tentang
PENGARUH BUDAYA DALAM
EKONOMI
Oleh
Robi
Candra 312.102
Dosen Pembimbing
Muhammad Taufik, M.Si
JURUSAN
EKONOMI ISLAM
FAKULTAS
SYARIAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
1434/ 2013 M
BAB I
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis
ucapkan kehadiratAllah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya pemakalah dapat
menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin, Mengenai “Pengaruh Budaya Dalam Ekonomi” tugas dalam mata kuliah Sosiologi
Dan Politik.
Salawat beriringan salam tak lupa kita hadiahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari manusia yang
berakhlaktercela ke akhlak yang terpuji.
Dalam penyelesaian tulisan
ini, pemakalah mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihakyang telah banyak
membantu dan menyelesaikan tugas ini.
Untuk itu pemakalah ingin mengucapakan terima kasih
kepada :
1.
Bapak selaku dosen pembimbing dalam mata
kuliah Hadist.
2.
Kepada orang tua yang selalu mendukung kami.
3.
Dan rekan-rekan Mahasiswa pihak lain
yang dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Semoga bimbingan dan dorongan serta bantuan yang telah
diberikan dapat dibalas oleh Allah SWT. Amin.
Pemakalah menyadari
sepenuhnya makalah ini tidak sempurna mungkin dan kemampuan pemakalah sangat
terbatas dalam menyelesaikannya. Daripada itu
untuk menyempurnakan makalah ini kami sangat berharap kepada rekan-rekan semua untuk bisa
member masukan dan sarannya.
Akhirul kalam, kiranya
makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah sendiri dan yang membacanya.
Padang, 8 April 2013
Pemakalah
BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH
BUDAYA DALAM EKONOMI
A. Pengertian
[1]Kebudayaan adalah kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan
adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, larangan-larangan dan tindakan-tindakan yang
diizinkan. Kebudayaan itu bersifat spesifik sebab aspek ini menggambarkan pola
kehidupan. Setiap kesatuan masyarakat pola kehidupannya berbeda. Masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Mereka
merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan
kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu
dengan lainnya. Keterikatan ini menyebabkan kebudayaan memiliki pengaruh bagi
setiap perilaku masyarakat.
Oleh karena itu, kebudayaan memiliki pengaruh yang kuat
bagi setiap tindak tanduk masyarakat yang hidup didalamnya. Akibat pengaruh ini,
seringkali terjadi masalah didalamnya. Salah satunya adalah masalah ekonomi.
Kebudayaan yang tidak sesuai bisa saja menjadi salah satu penyebab kemiskinan
di masyarakat.
[2]Ekonomi adalah
suatu pokok bagian dari masyarakat jaman ini, pada itu
kebanyakan sarjana sosiologi setuju. Di samping menjadi institusi sosial
dalam kepunyaan benar nya ,itu juga
berperan untuk yang administratif, bidang pendidikan, etis, sah/tentang
undang-undang, dan organisasi masyarakat religious,
singkatnya, bangunan bagian atas yang sosial itu. Hanyalah dinamis hubungan ini
dan bagaimana ditentukan adalah sesuatu yang debat teoritis. Sarjana sosiologi
yang klasik Marx, Durkheim, dan Weber adalah yang pertama untuk menyelidiki
hubungan itu antara ekonomi dan masyarakat di dalam yang ke sembilan belas dan
awal abad ke dua puluh, masing-masing mengembangkan sudut pandang berbeda
berdasar pada posisi teoritis masing-masing mereka. Seperti akan jadi terperinci,
Marx memandang ekonomi itu sebagai dasar yang menentukan bangunan bagian atas
yang sosial; Durkheim memandang ekonomi itu sebagai salah satu dari sejumlah
institusi sosial yang menyusun;merias suatu masyarakat, sedangkan Weber
memandang ekonomi itu pada sebagian sebagai suatu perluasan dari kepercayaan
religius. Marx, Durkheim, dan Weber membentuk itu pondasi bagi sosiologi klasik
dan menyediakan teori brilian dan analisa yang masih diperdebatkan hari ini
semua tiga setuju bahwa ekonomi sangat utama suatu peristiwa sosial dan untuk
pantas studi sedemikian.
B. Pengaruh Budaya dalam
Produksi
[3]Kaidah-kaidah kebudayaan
mencakup bidang yang luas sekali. Berlakunya kaidah dalam suatu kelompok
manusia tergantung pada kekuatan kaidah tersebut sebagai petunjuk tentang
seseorang bagaimana harus berlaku. Artinya, sampai berapa jauh kaidah-kaidah
tersebut dapat diterima oleh anggota kelompok, sebagai petunjuk prilaku yang
pantas. Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan
diri pada alam, juga telah dapat hidup dengan manusia-manusia lain dalam
suasana damai, timbullah keinginan manusia untuk menciptakan sesuatu untuk
menyatakan perasaan dan keinginannya kepada orang lain, yang juga merupakan
fungsi kebudayaan. Dengan demikian, fungsi kebudayaan sangat besar bagi
manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan
antarmanusia dan sebagai wadah segenap perasaan manusia.
Kebudayaan
mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia. Walaupun hal itu
jarang disadari oleh manusia sendiri, namun tak mungkin seseorang mengetahui
dan meyakini seluruh unsur kebudayaannya. Betapa sulitnya bagi seorang individu
untuk menguasai seluruh unsur-unsur kebudayaan yang didukung oleh
masyarakat sehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah
dari manusia yang menjadi pendukungnya.
[4]Dalam membahas
budaya dalam produksi ada tiga level penelitian yang dapat dilakukan, yaitu
1. Budaya
Organisasi
Penelitian
tentang budaya organisasi menurut di maggio (1994) dapat dilakukan ddengan
empat pendekatan yaitu
a. Pendekatan kognitif
Pendekatan ini
menekankan kepada peranan kebiasaan,rutin, dan standar prosedur pelaksanaan
dalam kehidupan organisasi.
Kesemuanya itu merupakan
budaya organisasi yang memudahkan pengambilan kebijakan organisasi yang
memudahkan pengambilan kebijaksanaan organisasi dan pemecahan permasalahan yang
ada.
b. Pendekatan simbolisme
ekspresif dan norma-norma organisasi
Pendekatan ini
memfokuskan perhatian pada aspek symbol dan norma yang terdapat dalam suatu
perusahaan sehingga memotivasi pekerja untuk melakukan aktivitasnya.Misalnya
perayaan ulang tahun perusahaan bisa dilakukan oleh perusahaan besar dan
perusahaan swasta asing di Indonesia seperti raja wali citra televise atau
BASF.
c. Pendekatan budaya produksi
dan manajemen
Pendekatan ini
memandang bahwa terdapat perbedaan antara oran-orang yang terlibat dalam
produksi dan mereka yang terlibat dalam manajemen.
d. Pendekatan legitimasi dan
keefektifan
Pedekatan ini
melihat bahwa bagaimana legitimasi dan keefektifan organisasi berhubungan
dengan lingkungannya
2. Budaya Kelas Sosial Dalam Ekonomi
[5]Penelitian budaya dalam
kelas social seperti yang diajukan di maggio (1994) dapat dilakukan dalam tiga
bidang penelitian
a. Penelitian tentang kelas
bawah
Penelitian ini
dapat dilakukan pada masalah bagaimana peranan sosialisasi dan ikatan budaya
dalam mempertahankan solidaritas, mengizinkan tindakan ekonomi atau politik
tertentu.
b. Penelitian tentang
propesional dan manejer
Penelitian ini
berkisar pada bagaimana budaya yang dimiliki oleh anggota-anggota kelas ini
memberikan kemampuan kepada mereka untuk melakukan mobilitas (pekerjaan dan sosial).
c. Penelitian tentang kelas
pekerja
Penelitian ini
berkisar pada bagaimana bahasa,rasa,definisi tentang kehormatan,norma hokum,dan
item budaya lainnya mempengaruhi perilaku seperti motivasi kerja.
[6]Misalnya Budaya Nyumbang di Jawa,bagi masyarakat Jawa tentu
tidak asing dengan budaya nyumbang.
Budaya ini sudah begitu akrab di telinga kita. Nyumbang biasanya dilakukan dengan membantu kerabat,
tetangga, teman, saudara yang sedang punya hajat, entah itu hajat melahirkan,
mantu (mantenan), sunatan, maupun kematian. Bentuk sumbangan bisa berwujud
uang, barang, tenaga maupun pikiran.
Semula nyumbang sebagai sesuatu yang
bernilai agung, wujud solidaritas sosial masyarakat guna mengurangi beban warga
yang sedang hajatan.
Ketika ada tetangga, rekan atau kerabat yang sedang punya hajat, masyarakat
sekitar secara suka rela membantunya, sehingga warga yang hajatan tidak terlalu
terbebani. Masyarakat Jawa warna budayanya sangat kental. Hampir setiap tahapan
kehidupan bisa dipastikan ada ritual-ritual yang mesti dijalankan, sejak lahir,
sunatan, hamil, melahirkan, ritual kematian hingga pascakematian. Jika perayaan
ritual ini semua ditanggung sendirian, akan memakan biaya yang tidak sedikit.
Seiring
perjalanan waktu, tradisi nyumbang ikut mengalami pergeseran nilai. Tradisi
yang semula bernilai solidaritas sosial tinggi ini pada akhirnya mengalami
proses kapitalisasi. Nyumbang yang
awalnya kental dengan nuansa solidaritas organis, solidaritas berdasarkan ketulusan, telah
berubah menuju solidaritas mekanis, solidaritas berdasarkan untung
rugi. Penyelenggaraan hajatan tidak lagi semata-mata wujud akan ketaatan
kepada tradisi, namun kepentingan-kepentingan ekonomi ikut
bermain. Tradisi nyumbang sudah bergeser dari orientasi sakral menuju
kepentingan uang.
Dari dua contoh
kasus diatas, dapat kita bayangkan betapa besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
acara-acara semacam itu, belum lagi mereka harus memotong hewan kurban. Satu
ekor sapi saja bisa dikatakan tidak cukup dalam prosesi adat itu, minimal dua
ekor sapi untuk dipergunakan dalam acara tersebut yang akan disuguhkan kepada
semu undangan yang hadir. Menariknya lagi, ketika akan dilaksanankan acara
hajatan semacam itu, tidak mengenal apakah orang tersebut kaya atau miskin,
kondisi acaranya berbeda, suguhannya pun juga tidak jauh berbeda. Orang kaya
memotong kerbau, orang miskin pun memotong kerbau. Inilah kondisi yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat danterjadi secara turun-temurun. Bahkan untuk
melaksanakan prosesi tersebut masyarakat rela untuk meminjam uang, menggadaikan
apa yang dimiliki, serta menjual harta keluarga. Sehingga biaya ritual tinggi
menjadi sebuah kebiasaan turun temurun, yang berdampak pada tingkat ekonomi
masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.
Ritual sebagai
perwujudan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam konteks adat, budaya
rasa syukur tidak cukup hanya dengan lisan, namun perlu diwujudkan dalam bentuk
upacara ritual dan kalimat syukur itu diucapkan berbarengan dengan acara
ritual.
Tidak sebanding dengan nilai kepuasan bathin yang sulit
diukur, nilai negative yang ditimbulkan oleh acara adalah sebagai sebuah
pemborosan, yang menyebabkan kemiskinan yang berdampak pada :
·
Timbulnya hutang[7]
·
Hidup dalam pas-pasan tanpa memperhatikan gizi makanan karena
sebagian penghasilan disimpan untuk persiapan hajatan
·
Menggadaikan hak miliknya untuk kepentingan ritual
·
Budaya gengsi
3. Budaya Antar Bangsa
[8]Penelitian tentang budaya
antar bangsa melihat bagaimana perbedaan budaya antar bangsa menyebabkan
perilaku ekonomi.Bidang penelitian ini memperhatikan perbedaan isi dari naskah
dan kategori-kategori yang melekat dalam bahasa dan ditanamkan lewat media
sosialisasi misalnya system pendidikan
dan media massa.Penelitian tentang perbedaan budaya jepang dan Amerika
memperlihatkan perbedaan budaya kerja seperti pekerja-pekerja jepang lebih lama
jam kerjanya,lebih sedikit absen,lebih sedikit alih pekerjaan,dan lebih sedikit
melakukan protes dibandingkan pekerja-pekerja amerika.
Saat dunia
bergerak ke arah yang lebih masyarakat global, kita melihat hubungan budaya yang
lebih dan lebih lintas. Banyak orang tua mengatakan bahwa hubungan ini tidak akan bekerja
karena tidak wajar, dan kadang-kadang berpikir ini mempengaruhi beberapa sangat
stabil. Jadi untuk melihat apakah hubungan lintas budaya Anda memiliki tembakan
bekerja, periksa daftar periksa singkat tapi penting. Hubungan Anda bahkan akan
lebih kuat untuk itu dalam jangka panjang. Inilah yang harus Anda ketahui
tentang mempersiapkan diri bagi Pernikahan lintas budaya. Terlalu banyak orang menganggap
bahwa budaya mereka sampai ke "menang," terutama jika latar belakang
mereka adalah satu mayoritas di mana mereka tinggal. Anda mungkin berpikir
keluarga Anda tidak akan memiliki masalah, atau mengharapkan mereka untuk
memiliki kecocokan. Dalam kedua kasus, ada kemungkinan mereka akan mengejutkan
Anda. Intinya adalah bahwa sering kali ada tarik alami untuk wanita dari yang
lain budaya dan sebaliknya dan cara sedang dibuat lebih populer dan diterima
oleh jaringan sosial yang berlimpah tengah hari ini. Jika saya mencari suatu
hubungan dan satu tidak mengembangkan online saya akan naik pesawat cepat untuk
bertemu dengannya untuk melihat apakah itu hanya kelakar online. Bahkan saya
tidak akan mencari hubungan secara online, itu hanya bukan cara saya. Ketika
saya pertama kali pergi ke Rusia, aku benar-benar hilang! Setiap aspek dari bagaimana
mereka melakukan hal-hal yang asing bagiku. Saya tidak melakukan apa-apa dengan
benar, dan istri saya mengancam saya terus-menerus karena saya biasanya malu
sangat banyak. Rasanya seperti hidup pada roller coaster emosional, tapi saya
bertahan dan matang menjadi orang yang lebih stabil dan percaya diri karena
itu. Ini adalah cara yang sangat efektif untuk memastikan komunikasi budaya
akurat lintas telah terjadi. Hindari Slang Bahkan orang asing yang paling
berpendidikan tidak akan memiliki pengetahuan yang lengkap slang, idiom dan
ucapan. Bahayanya adalah bahwa kata-kata akan dipahami tetapi artinya tidak
terjawab. Berikut adalah beberapa strategi untuk meningkatkan komunikasi
lintas-budaya. Perubahan perspektif. Anda melihat orang-orang, tempat, dan hal
sehari-hari meskipun lensa sendiri budaya Anda. Lihat apa yang Anda dapat
belajar dengan mencoba pada lensa budaya orang lain. Berhati-hati. Menjadi
sadar berarti "sepenuhnya hadir" dan mendengarkan apa dan bagaimana
informasi yang dikomunikasikan. Mendidik diri sendiri. Perjalanan. Ambil kelas
atau seminar. Dapatkan keluar dari zona kenyamanan Anda. Masuk ke komunitas
Anda. Dalam rangka membangun kuat hubungan lintas-budaya, mengundang kenalan baru
Anda untuk berbagi makan dengan Anda. Makanan memegang peranan penting dalam
kehidupan orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Mengambil waktu untuk
menikmati makan siang atau makan malam dengan teman yang baru calon.
Mengembangkan hubungan lintas-budaya tidak mudah. Artikel ini telah membahas
lima tips untuk membangun Persahabatan dengan orang-orang dari semua lapisan
kehidupan. Saran saya tentang situasi visa adalah bahwa jika Anda bertemu
seseorang dari negara lain yang ada di sini dengan visa pengunjung atau bentuk
lain dari visa dan Anda merasa bahwa Anda mungkin sangat serius tentang mereka,
berpikir tentang menikah sebelum mereka meninggalkan negara itu.[9]
Pertukaran, seperti yang
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya merupakan aktivitas ekonomi yang
diterapkan dalam bidang ekonomi pasar.Berkenaan peranan budaya dalam masyarakat
pasar, Dimaggio mengajukan tiga argument yaitu
1. Budaya membentuk actor rasional
2. Ide,teknologi kognitif dan
institusi-institusi yang berkaitan menciptakan kerangka kerja bagi ekonomi
pasar
3. Orang menggunakan budaya
untuk menginterpretasikan dan menyesuaikan diri terhadap hubungan-hubungan dan
institusi pasar.
C. Pasar Loak sebagai Kontruksi
Budaya
Pasar loak yang
dimaksud disini adalah pasar loak yang berkembang di eropa barat,terutama
jerman.Pasar loak jerman tidaklah dapat dipandang hanya sebagai tempat jual
beli barang-barang bekas tetapi lebih dari itu,ia dapat dipandang sebagai suatu
kontruksi budaya.Pasar loak di jerman tidak dapat disamakan dengan pasar loak
yang ada dipadang,misalnya pasar loak jerman umumnya dilakukan dilangan
terbuka,barang yang diperjualbelikan beraneka ragam mulai dari barang-barang
bekas seperti pakaian,peralatan dapur,peralatan ruang tamu,alat tulis,music dan
sebagainya.Barang-barang baru tersebut kebanyakan berasal dari luar jerman
seperti turki dan Negara-negara eropa timur seperti polandia dan rusia.
Suatu pandangan
biasa di jerman seorang penjual barang dagangan bekas menggelar barang
dagangannya di depan atau disamping mobil baru”BMW” nya.Barang bekas itu
relative baru bahkan malah sering ditemukan barang yang dijual masih baru belum
dilepakan merek dagangnya atau lebel harganya,tetapi oleh karena terlanjur
sudah dibeli atau karena hal lain maka barang tersebut jatuh ke pasar loak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Yang dimaksud dengan ekonomi menurut Marx suatu pokok bagian dari masyarakat zaman ini, pada itu
kebanyakan sarjana sosiologi setuju.
Adapun pengaruh
budaya dalam produksi adalah
1. Budaya dalam organisasi
a. Pendekatan kognitif
b. Pendekatan simbolis
c. Pendekatan budaya produksi
dan manajemen
d. Pendekatan legitimasi
2. Budaya kelas social
a. Penelitian tentang kelas
bawah
b. Penelitian tentang
professional dan manejer
c. Penelitian tentang kelas
pekerja
3. Budaya dan antar bangsa
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahaminya atau mengambil ilmu pengetahuan dari pemakalah ini,pemakalah juga
menyadari masih banyak kekurangan dalam kesempurnaan makalah ini,jadi kami
menerima kritik dan saran dari pembaca dan teman-teman semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Damsar
“Sosiologi ekonomi” Ed. Revisi cet. 2 Jakarta PT. Raja grafindo persada 2002
Weber Max,(1922)
1978,economy and society: An outline of
interpretative sociology. Vol 2.berkeley: university of california press.
http://id.prmob.net/antar-budaya/rusia/hubungan-interpersonal-2198166.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar